Pemanfaatan website dan mobile apps yang ditunjang dengan content yang menarik dan bermanfaat diharapkan dapat mensukseskan program kesehatan reproduksi bagi perempuan di Indonesia. Namun, sebagus apapun content dari sebuah website/apps program kesehatan dirancang, tidak akan menjadi efektif menjangkau target sasaran tanpa disertai upaya publikasi yang tepat dan komprehensif. Data survey APJII 2017 menunjukkan rendahnya minat penduduk Indonesia dalam menggunakan aplikasi lokal, yaitu hanya sekitar 5,56%. Oleh karena itu pemberdayaan media sosial seperti facebook, instagram dan twitter yang mempunyai kekuatan viral marketing bisa digunakan untuk menunjang kesuksesan website dan mobile apps program kesehatan reproduksi. Hal tersebut mengingat bahwa 87,13% pengguna internet di Indonesia mengakses sosial media. Oleh sebab itu, sekarang sudah banyak digital agency yang menawarkan jasa social media marketing yang membantu mengelola dan mengoptimalkan pemasaran di media sosial.
Mengingat internet belum sepenuhnya dapat diakses oleh perempuan di Indonesia, baik karena keterbatasan infrastruktur komunikasi ataupun faktor kemampuan ekonomi, maka diperlukan pemberdayaan pihak media dalam publikasi dengan menggunakan media lama, seperti iklan layanan masyarakat yang ditayangkan di seluruh stasiun TV Indonesia pada prime time secara serempak. Juga pemberdayakan perusahaan provider telekomunikasi untuk menyebarkan informasi melalui pesan singkat tak berbayar. Bahkan, saat ini sudah banyak perusahaan yang menggunakan jasa social media marketing untuk membantu mengelola pemasaran di media sosial. Untuk mengantisipasi kendala akibat sosial budaya (contoh di pada suku Baduy dalam yang tidak mengijinkan masuknya teknologi komunikasi), maka print media seperti spanduk dan pemberdayaan tenaga kesehatan tetap diperlukan untuk menunjang keberhasilan program kesehatan reproduksi bagi perempuan di Indonesia sampai ke pelosok nusantara.
0 Comments
Leave a Reply. |
Archives
February 2021
Categories |